Rabu, 16 Mei 2012

STRATEGI PEMBANGUNAN SEKTOR KESEHATAN KOTA BAUBAU

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Tujuan nasional Bangsa Indonesia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945 adalahmelindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukankesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikutmelaksanakan ketertiban dunia yangberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Untuk mencapai tujuan tersebutdiselenggarakanlah program pembangunan nasional secara menyeluruh dan berkesinambungan. Di Indonesia, Sistem Kesehatan Nasional (SKN) telah ditetapkan pada tahun 1982.SKN tersebut telah berperanan besar sebagai acuan dalam penyusunan Garis-garis Besar Haluan Negara(GBHN) bidang Kesehatan, penyusunan Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan, danjuga sebagai acuan dalam penyusunan berbagai kebijakan, pedoman dan arah pelaksanaan pembangunankesehatan.
Memasuki milenium ketiga, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan tantangan strategis yangmendasar baik eksternal maupun internal, yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunannasional termasuk pembangunan kesehatan.Dalam konteks eksternal, perubahan dan tantangan strategis yang terjadi adalah berlangsungnya eraglobalisasi, perkembangan teknologi, transportasi, dan telekomunikasi-informasi yang mengarah padaterbentuknya dunia tanpa batas.
Dalam konteks internal, perubahan dan tantangan strategis yang terjadi adalah munculnya krisis moneterpada tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi-dimensi meliputi krisis politik, ekonomi,sosial, budaya dan keamanan yang mengarah pada disintegrasi Bangsa. Berbagai kondisi tersebutberdampak luas terhadap perikehidupan masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, diantaranyameningkatnya pengangguran dan jumlah penduduk miskin, menurunnya derajat kesehatan penduduk yangpada gilirannya berpengaruh terhadap mutu sumberdaya manusia Indonesia.

Untuk bidang kesehatan pembaharuan tersebut telah ditetapkanGerakan Pembangunan Berwawasan Kesehatan, sebagai strategi pembangunan nasional untukmewujudkan visi pembangunan kesehatan, yaitu Indonesia Sehat 2010.Selanjutnya berdasarkan visi tersebut, telah berhasil ditetapkan pula dasar-dasar, misi, strategi danparadigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu Paradigma Sehat yang inti pokoknya menekankanpentingnya kesehatan sebagai hak asasi manusia, kesehatan sebagai investasi bangsa dan kesehatanmenjadi titik sentral pembangunan nasional. Dalam rangka melaksanakan kebijakan otonomi daerah,desentralisasi merupakan salah satu strategi yang ditetapkan untuk mencapai visi Indonesia Sehat 2010 dan misi pembangunan kesehatan.
Sehingga Pembangunan bidang kesehatan menjadi bagian penting dan prioritas utama, khususnya Pemerintah Kota Baubau selain pendidikan dan peningkatan ekonomi masyarakat. Upaya mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat khususnya masyarakat miskin merupakan strategi utama yang diwujudkan dengan membangun sarana dan prasarana pelayanan kesehatan baik rumah sakit maupun puskesmas dan jaringannya, disertai peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan. Selain menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif di RSUD Kota Baubau, Pemerintah Kota Baubau juga menyelenggarakan upaya kesehatan yang sifatnya promotif dan preventif di Puskesmas dan jaringannya. Untuk menyelenggarakan kegiatan pengembangan kesehatan masyarakat melalui sarana dan prasarana yang telah tersedia, maka Pemerintah Kota Baubau berupaya memenuhi kebutuhan tenaga kesehatan baik dari segi kualitas maupun kuantitas yang dilakukan secara bertahap sesuai dengan kemampuan daerah.



1.2.Tujuan

Adapun tujuan pembuatan laporan ini adalah untuk menganalisis strategi  Pemerintah Kota Baubau. Di mana strategi ini akan di analisis menggunakan analisis swot yang bertujuan untuk melihat strategi yang telah dibuat dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat di jadikan sebagai  acuan  dalam menentukan kebijakan Pemerintah Kota Baubau di bidang Kesehatan.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perencanaan Pembangunan Kesehatan

Perencanaan Pembangunan kesehatan adalah sebuah proses untuk merumuskan masalah-masalah kesehatan yang berkembang di masyarakat, menentukan kebutuhan dan sumber daya yang tersedia, menetapkan tujuan program yang paling pokok dan menyusun langkah-langkah praktis untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Perencanaan akan menjadi efektif jika perumusan masalah sudah dilakukan berdasarkan fakta-fakta dan bukan berdasarkan emosi atau angan-angan saja. Fakta-fakta diungkap dengan menggunakan data untuk menunjang perumusan masalah. Perencanaan juga merupakan proses pemilihan alternative tindakan yang terbaik untuk mencapai tujuan. Perencanaan juga merupakan suatu keputusan untuk mengerjakan sesuatu di masa akan datang, yaitu suatu tindakan yang diproyeksikan di masa yang akan datang.
            Salah satu tugas manajer yang terpenting di bidang perencanaan adalah menetapkan tujuan jangka panjang dan pendek organisasi berdasarkan analisis situasi di luar (eksternal) dan di dalam (internal) organisasi. (sumber Muninjaya,gde.2004. Manajemen Kesehatan : Jakarta).
Analisis situasi dalam hal ini dilakukan untuk mengahsilkan rumusan tujuan (setting strategic and operational objectives) untuk arah pengembangan organisasi. Setelah tujuan straregis dan operasional dirumuskan, tim perencana kemudian merancang program pengembangan (program atau product design) yang dibutuhkan organisasi dalam hal ini di bidang kesehatan.


Analisis situasi baik secara internal maupun eksternal, yang dalam hal ini adalah Analisis SWOT yang meliputi :
1.        Strenght (Kekuatan) Adalah bagian dari analisa internal. Mengupas kekuatan organisasi yang dapat menjadi keunggulan di antara organisasi lain sejenis. Organisasi memiliki data dan perencanaan yang valid sebagai strategi penentuan pelaksanaan rencana.
2.        Weakness (Kelemahan) Adalah bagian dari analisa internal. Mengupas kelemahan organisasi yang dapat menjadi hambatan di antara organisasi lain sejenis.
3.        Opportunity (Peluang) Adalah bagian dari analisa eksternal. Mengupas  keadaan eksternal yang dapat dipenuhi oleh organisasi dalam hal ini melihat peluang dari luar yang bisa dijadikan acuan dalam proses perencanaan.
4.        Threat ( Ancaman) Adalah bagian dari analisa eksternal. Mengupas  keadaan eksternal yang dapat  menjadi ancaman bagi kelangsungan organisasi.
Analisis SWOT meliputi:
1.        Penilaian internal (internal assessment) . Dengan penilaian internal peneliti menganalisis atau menilai posisi organisasi, kinerja, masalah dan potensial.
2.        Penilaian eksternal (external assessment). Dengan penilaian faktor-faktor atau kekuatan-kekuatan yang berpengaruh/ berdampak terhadap fungsi peningkatan kesehatan masyarakat dalam menunjang kebijakan kesehatan.
3.        Analisis lingkungan. Analisis ini bertujuan menilai dan melihat peluang dan ancaman yang berasal dari lingkungan luar yang dihadapi oleh organisasi. Dalam hal ini dikenal sebagai peluang dan ancaman (Ini berhubungan dengan butir 3 dan 4 di atas).
4.        Analisis Institusional. Analisis ini berhubungan dengan kondisi internal organisasi itu sendiri. Misalnya kekuatan apa yang dimiliki organisasi dan kelemahan yang ada dalam organisasi yang dapat menjadi penghambat jalannya kegiatan atau program organisasi (Ini berhubungan dengan butir 1 dan 2 di atas).
Setelah membahas analisis SWOT di atas, kita akan menampilkan sebuah model yang cukup komprehensif dalam mendukung perencanaan. Model ini di sebut Matriks TOWS yang dikembangkan oleh David dalam Salusu (2008:364-366) dimana ada empat strategi yang tampil dari hasil analisis TOWS tersebut :
1.        Strategi SO di pakai untuk menarik keuntungan dari peluang yang tersedia dalam lingkungan ekternal
2.        Strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang dari hasil lingkungan luar
3.        Strategi ST akan digunakan organisasi untuk menghindari, paling tidak memperkecil dampak dari ancaman yang datang dari luar.
Strategi WT adalah strategi pertahanan yang diarahkan pada usaha memperkecil kelemahan internal dan menghindari ancaman ekternal.








Matriks TOWS
STREGTHS
Menyusun daftar kekuatan
WEAKNESSES
Menyusun daftar kelemahan
OPPORTUNITIES
Menyusun daftar peluang
Memakai kekuatan untuk memanfaatkan peluang
STRATEGI SO
Menanggulangi kelemahan dengan memanfaatkan peluang
STRATEGI WO
THREATS
Menyusun daftar ancaman
Memakai kekuatan untuk menghindari ancaman
STRETEGI ST
Memperkecil kelemahan dan menghindari ancaman
STRATEGI WT


2.2. Pengertian Strategi Kesehatan
Strategi adalah pendekatan secara keseluruhan yang berkaitan dengan pelaksanaan gagasan, perencanaan, dan eksekusi sebuah aktivitas dalam kurun waktu tertentu.
Startegi menurut beberapa ahli, di antaranya adalah:
a)   Fred R. David ( Fred R David, 2004 : 15 ) strategi adalah cara untuk mencapai tujuan yang panjang.
b)   Menurut Wheelan dan Hunger; strtegi merupakan program perencanaan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memaksimalkan keunggulan bersaing dan meminimalisi kelemhan.
c)   Menurut Porter (1985) (Freddy Rangkuly); strategii adalah hal yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing.
d)  Menurut Argys(1905), Minizberg(1979), Stoner dan Miner (1977) dalam (Freedy Rangkully, 1997); strategi merupakan respon terus menerus maupun adaptif terhadappeluang dan ancaman eksternal serta kelemahan dan kekuatan eksternal.
Strategi utama kesehatan:
a)   Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
b)   Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
c)   Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
d)  Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
2.3.  Pengertian Kebijakan Kesehatan
Kebijakan kesehatan adalah jaringan keputusan yang saling berhubungan untuk membentuk suatu strategi atau pendekatan dalam hubungannya dengan isu-isu praktis mengenai pelayanan kesehatan.
Kebijakan kesehatan meliputi:
a)             Penggalangan kemitraan lintas sector
b)            Peningkatan  pengawasan dan akuntabilitas
c)             Peningkatan kemampuan daerah
d)            Pemberdayaan masyarakat dan swasta
e)             Pengembangan sumberdaya kesehatan
f)             Pelaksanaan upaya kesehatan




2.4.Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Rencana Strategi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Renstra Kesehatan 2010-2014),  tentunya sangat penting bagi aparat-aparat atau semua stakeholder kesehatan di tingkat Propinsi dan kabupaten/kota, perlu membacanya, mendalaminya dan mengkonversikan dalam rencana strategis kesehatan pada masing-masing propinsi dan kabupaten  maupun kota, agar mudah diaplikasikan di tingkat pelayanan, mempunyai semangat misi strategis dan dorongan visi kesehatan yang dibuat untuk mewujudkan tujuan dari pembangunan kesehatan.
2.5. Arah kebijakan strategis dalam pembangunan kesehatan
Arah Kebjakan dan Strategi Pembangunan Kesehatan selama tahun 2010-2014: menguraikan Arah kebijakan dan strategi Kementerian Kesehatan dengan program-program secara garis besarnya terdiri dari dua program yaitu program generik dan program tehnis.

2.6.  Dasar kebijakan strategis dalam pembangunan kesehatan
Dasar kebijakan strtegis dalam pembangunan kesehatan terkandung dalam Visi kementerian Kesehatan sekaligus juga sebagai visi pembangunan kesehatan  selama 5 tahun kedepan (2010-2015) adalah  “MASYARAKAT SEHAT YANG MANDIRI DAN BERKEADILAN”
Misinya adalah Untuk mencapai visi MASYARAKAT SEHAT MANDIRI DAN BERKEADILAN ditempuh melalui misi sebagai berikut:
a.         Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat, termasuk swasta dan masyarakat madani.
b.        Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan.
c.         Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan.
d.        Menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik.
Sementara itu Tujuannya (TUJUAN KEMENTERIAN KESEHATAN) termasuk  juga tujuan dari pembangunan kesehatan yaitu : Terselenggaranya pembangunan kesehatan secara berhasil-guna dan berdaya-guna dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Guna mewujudkan visi dan misi rencana strategis pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan menganut dan menjunjung tinggi nilai-nilai yaitu:
a)        PRO RAKYAT. Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, Kementerian Kesehatan selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan haruslah menghasilkan yang terbaik untuk rakyat. Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status social ekonomi.
b)        INKLUSIF, Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak mungkin hanya dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan saja. Dengan demikian, seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif, yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi masyarakat pengusaha, masyarakat madani dan masyarakat akar rumput.
c)        RESPONSIF, Program kesehatan haruslah sesuai dengan kebutuhan dan keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, social budaya dan kondisi geografis. Faktor-faktor ini menjadi dasar dalam mengatasi permasalahan kesehatan yang berbeda-beda, sehingga diperlukan penanganan yang berbeda pula.
d)       EFEKTIF, Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan sesuai target yang telah ditetapkan, dan bersifat efisien.
e)        BERSIH, Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan, dan akuntabel.
2.7.  Proses Kebijakan Kesehatan:

a.         Perumusan masalah
b.        Forecasting (peramalan)
c.         Rekomendasi kebijakan
d.        Implementasi kebijakan
e.         Monitoring kebijakan
f.         Evaluasi kebijakan

2.8. Sasaran Strategis Dalam Pembangunan Kesehatan
Sasaran strategis dalam pembangunan kesehatan tahun 2010- 2014,  dibuat sebanyak 8 strategis yaitu:
Pertama: Meningkatnya status kesehatan dan gizi masyarakat
Kedua :  Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular, dengan:
Ketiga : Menurunnya disparitas status kesehatan dan status gizi antar wilayah dan antar tingkat sosial ekonomi serta gender, dengan menurunnya disparitas separuh dari tahun 2009.
Keempat : Meningkatnya penyediaan anggaran publik untuk kesehatan dalam rangka mengurangi risiko finansial akibat gangguan kesehatan bagi seluruh penduduk, terutama penduduk miskin.
Kelima : Meningkatnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tingkat rumah tangga dari 50 persen menjadi 70 persen.
Keenam : Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan strategis di Daerah Tertinggal, Terpencil, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK).
Ketujuh : Seluruh provinsi melaksanakan program pengendalian penyakit tidak menular.
Kedelapan: “Seluruh Kabupaten/Kota melaksanakan Standar Pelayanan Minimal (SPM).
2.9. Analisis kebijakan kesehatan
Analisis kebijakan kesehatan adalah apapun pilihan pemerintah untuk  melakukan atau tidak, dalam mengambi kebijakan di bidang kesehatan berlandaskan atas manfaat yang optimal yang akan  diterimaoleh masyarakat.

Peranan analisis kebijakan kesehatan adalah:
a.         Mampu cepat mengambil focus pada kriteria keputusan yang paling sentral
b.        Mempunyai kemampuan analisis multi-disiplin
c.         Mampu memikirkan jenis-jenis tindakan kebijakan yang dapat diambil
d.        Mampu mengatasi ketidak pastian
e.         Mampu membuat rumusan analisa yang sederhana namun jelas
f.         Mampu memeriksa fakta-fakta yang diperlukan, dll


Aspek pertimbangan analisis kebijakan kesehatan:
a.    Kemiskinan
Kemiskinan Adalah suatu kekurangan kebutuhan dasar untuk mempertahankan hidup dan kebutuhan bersifat relatif. kesepakatan bahwa siapapun masyarakat dalam keadaan kesehatan kurang baik dan buruk harus mendapatkan pertolongan pendekatan yang digunakan untuk melihat kemiskinan dan mortalitas adalah:
a)        Pendapatan
b)        Perbedaan status sosial
c)        Perawatan kesehatan moderen
d)       Perubahaaan budaya dan prilaku
e)        Kombinasi dari berbagai aspek diatas

b.    Keadilan
Pemerataan sosial
a)        Akses pelayanan kesehatan sesuai kebutuhan
b)        Mekanisme pengalokasian sumberdaya kesehatan apakah dalam terminologi expenditure,terminologi input ataupun terminologi akses
c)        Jaminan bahwa wilayah-wilyah yang berbeda, tetap tersedia obat-obatan yang sama baiknya meksipun biaya pelayanan tiap wilayah berbeda.

c.    Pembangunan
Pembangunan adalah perubahan pada suatu keadaan / kondisi yang dianggap lebih baik (kesejahteraaan) dan dilakukan secara terus menerus dan terencana.


d.    Bantuan dan sektor kesehatan
a)      Bantuan dalam hubungan global
a.    menyankut proses batuan hibah / grant dan pinjaman
b.    bantuan tidak akan terjadi jika tidak ada keuntungan yang nyata ( baik dari pihak penerima atau pendonor)
b)      sustainabilitas bantuan

e.    privatisasi dalam sektor kesehatan
Pemerintah bertangung jawab terhadap kesehatan masyarakatnya, dimana hanya dapat dilaksanakan dengan menyediakan sistem kesehatan dan sistem sosial yang tepat.



BAB III
PEMBAHASAN

3.1.       Strategi Kesehatan Kota Baubau Yang Di Analisis Menggunakan Analisis SWOT
Menurut Wheelan dan Hunger; strategi merupakan program perencanaan perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memaksimalkan keunggulan bersaing dan meminimalisi kelemahan.
Strategi yang dikeluarkan antara lain:
a.         Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat
b.        Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas
c.         Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan
d.        Meningkatkan pembiayaan kesehatan.
Sesuai dengan defenisi strategi di atas, maka pemerintah Kota Baubau    merumusksn beberapa strategi. Di mana strategi ini akan di analisis menggunakan analisis swot yang bertujuan untuk melihat strategi yang telah dibuat dari segi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dapat di jadikan sebagai  acuan  dalam menentukan kebijakan Pemerintah di bidang Kesehatan. Strategi tersebut di antaranya:

1.         Menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat:
a.         Masyarakat harus berperan aktif dalam pembangunan kesehatan
b.        UKBM terus dikembangkan dalam mewujudkan “desa siaga” menuju desa sehat
c.         Dalam pengembangan desa siaga perlu melibatkan lsm, utamanya PKK.
d.        UKBM yg mampu memberikan pelayanan kes komprehensif
Sasaran utama dari strategi di atas adalah:
a.         Seluruh desa menjadi desa siaga
b.        Seluruh masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
c.         Seluruh keluarga sadar gizi

Analisis swot berdasarkan strategi di atas adalah:
Kekuatan :
a.         Di Kota Bau-Bau sendiri kini telah di galakan semacam kader kesehatan, dimana para kader ini di latih dan di berikan pengetahuan tentang kesehatan yang selanjutnya pengetahuan yang ia dapatkan di transfer kembali ke masyarakat lainnya.
b.        Adanya UKBM yang didirikan di setiap kelurahan. Seperti  posyandu,
c.         Untuk masalah PHBS, pemerintah berupaya membangun WC umum bagi masyarakat, tempat sampah, SPAL dan lain-lain yang tujuannya untuk meningkatkan masyarakat untuk hidup sehat.
Kelemahannya:
a.         Peran serta masyarakat dengan menjadi kader kesehatan, selalu di warnai dengan drop out kader sehingga kader yang terlatih jumlahnya selalu berkurang. Dimana hal ini di karenakan kader yang berganti-ganti terus jarang ada yang bertahan dan gaji kader berasal dari pemberian insentif yang jumlahnya tidak menentu.
b.        Dari segi ekonomi, banyak masyarakat yang ingin berubah tapi terkendala dari ekonomi yang tidak memungkinkan.
c.         Dalam hal pendanaan, dana sehat yang di luncurkan pemerintah pusat tidak berjalan sesuai keinginan, dimana masih dapatkan pemberian bantuan yang salah sasaran. Dalam hal ini yang seharusnya di berikan kepada masyarakat miskin, malah yang mendapatkannya masyarakat yang msih tergolong mampu.
d.        Masalah UKBM, masih banyak juga para ibu hamil atau ib u yang mempunyai balita tidak memanfaatkan posyandu. Hal ini di sebabkan karena banyak para ibu terlalu sibuk dengan pekerjaanya sehingga tidak sempat ke posyandu.
e.         Masih banyak masyarakat yang tidak memafaatkan pekarangan rumahnya.
f.         Bahkan tempat sampah yangn di buat tidak di manfaatkan oleh masyarakat. Mereka malah membuang sampah bukan pada tempatnya. Ini di akibatkan karena kebiasaan dari masyarakat yang sulit di rubah.
Peluang :
a.         keinginan masyarakat mengenai kesehatan juga besar. Hal ini juga di kuatkan dengan banyaknya masyarakat yang mulai sadar akan pentingya kesehatan baik individu (UKP) dan kelompok (UKM).
b.        Meningkatkan penyuluhan kesehatan kepada para ibu setiap kali berkunjung ke posyandu yang di lakukan oleh para kader kesehatan.
c.         Bagi masyarakat yang mempunyai pekarangan agar di manfaatkan sebagai toga, yang mana hasilnya nanti dapat di manfaatkan.
Ancaman :
a.      Dari strategi di atas, mengingat Kota Bau-Bau masih kental terhadap hal-hal yang mistis, maka kepercyaan atau keyakinan masyarakat yang sulit untuk di rubah dan di masuki.
b.      Sebagian besar jamban yang di bangun pemerintah untuk fasilitas umum di jadikan sebagai milik pribadi.

Matriks tows

STREGHT (kekuatan)
WEAKNES(kelemahan)


OPPORTUNITY (peluang)
Pemerintah hrs meningkatkan kualitas kader, dan berusaha mengubah perilaku masyarakat agar mereka memanfaatkan sumber daya yang ada dengan cara memberi gaji kepada kader dan meningkatkan penyuluhan untuk menambah pengetahuan masyarakat akan kesehatan.
Pemerintah harus berpikir dan tidak menjadikan kelemahan-kelemahan tersebut sebagai hambatan dengan cara memanfaatkan peluang-peluang yang ada.
THEART (ancaman)
Pemerintah harus bisa meyakinkan masyarakatnya (peran kader) tentang manfaat yang akan di dapat apabila memanfaatkan sarana2 kesehatan agar masyarakat tidak terjerumus terhadap hal-hal yang tidak di inginkan.
Pemerintah dan masyarakat sama-sama peran aktif atau kerja sama dalam menyelesaikan kelemahan yang menjadi hambatan.

2.      Meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas:
a.         Depkes (pemerintah) mengutamakan UKM yang dipadukan secara serasi & seimbang dengan  UKP
b.        Depkes memfasilitasi upaya revitalisasi sistem pelayanan kesehatan dasar
c.         Depkes memfasilitasi peningkatan jumlah dan kualitas SDM kesehatan
d.        Perlu ditunjang dengan administrasi kesehatan dan peraturan perundang-undangan, serta litbangkes.
Sasaran utamanya adalah:
a.         Setiap orang miskin mendapat yankes yg bermutu.
b.        Setiap bayi, anak, ibu hamil dan kelompok masyarakat risiko tinggi terlindungi dr penyakit.
c.         Di setiap desa tersedia sdm kes yg kompeten.
d.        Di setiap desa tersedia cukup obat esensial dan alat kesehatan dasar.
e.         Setiap puskesmas dan jaringannya dapat menjangkau dan dijangkau seluruh masyarakat di wilayah kerjanya.
f.         Pelayanan kes di setiap rumah sakit, puskesmas dan jaringannya memenuhi standar mutu.

Analisis swot berdasarkan strategi di atas adalah:
Kekuatan :
a.         upaya pemerintah di buktikan dengan penambahan 2 fasilitas puskesmas yaitu di Kelurahan BWI dan Kelurahan Melai. Dimana dengan penambahan puskesmas ini di harapkan akses masyarakat terhadap kesehatan akan lebih mudah lagi. Karena sebelumnya pemerintah telah membangun sarana kesehatan, di antaranya adalah :
Sarana Kesehatan Pemerintah

1.      Rumah sakit (Tipe C)              :           3          buah
2.      Rumah sakit Bhayangkara      :           1          buah   
3.      Puskesmas non Perawatan      :           1          buah
4.       Puskesmas Perawatan            :           3          buah
5.      Puskesmas Pembantu              :           11        buah
6.      Poskesdes                                :           33        buah
7.      Polindes                                  :           16        buah
8.      Puskel Roda empat                 :           11        buah
9.      Apotek Pelengkap                   :           1          buah
10.  Praktek Dokter                        :           1          buah

Sarana Kesehatan Swasta
1.    Apotek                                     :           25       buah
2.    Toko Obat Berizin                   :           15        buah
3.    Rumah Bersalin                       :           1          buah
4.    Klinik                                       :           2          buah
5.    Praktek Dokter Bersama          :           0          buah
6.    Tempat Praktek Pribadi           :           31        buah

       Sarana Kesehatan Bersumber  Daya Masyarakat

1.    Posyandu yang ada                  :           131      buah
2.    Posyandu yang aktif                :           131      buah
b. Dengan tenaga kesehatan yang tersedia adalah :
a.        Tenaga Dokter Umum
Tahun 2009 tenaga dokter umum berjumlah 26 orang yang tersebar di puskesmas 13 orang, Dinas Kesehatan 1 orang, RSUD 8 orang, Klinik Murhum 3 orang dan Rumah Bersalin Zafira 1 orang. Tahun 2010 tenaga dokter umum berjumlah 28 orang yang tersebar di puskesmas 11 orang, Dinas Kesehatan 1 orang, RSUD 12 orang, Klinik Murhum 3 orang dan Rumah Bersalin Zafira 1 orang
b.        Tenaga Dokter Ahli
Tahun 2010 jumlah dokter ahli 7 yang meliputi 1 orang spesialis penyakit anak, 1 orang ahli penyakit dalam, 1 orang ahli bedah, 3 orang ahli kandungan dan 1 orang ahli radiologi.

c.        Tenaga Dokter Gigi

Tahun 2010 jumlah dokter gigi sebanyak 13 orang yang tersebar di Puskesmas 9 orang dan RSUD 3 orang dan 1 orang di klinik murhum Rasio terhadap 100.000 penduduk adalah 9,5 orang.
d.        Tenaga Kefarmasian 

Tenaga kefarmasian di Kota Baubau tahun 2010 sebanyak                         31 orang dengan tingkat pendidikan sebagai berikut :
Apoteker sebanyak 13 orang yang tersebar di Puskesmas 3 orang, Dinas Kesehatan 3 orang, RSUD 4 orang dan klinik swasta 3 orang. S1 Farmasi sebanyak 10 orang yang tersebar di puskesmas 5 orang, Dinas Kesehatan 2 orang dan rumah sakit 3 orang. D III Farmasi sebanyak 2 orang yang tersebar di Puskesmas 2 orang. Asisten apoteker sebanyak 6 orang yang tersebar RSUD 2 orang dan klinik swasta 4 orang.
e.        Tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat

Tahun 2010 jumlah tenaga Sarjana Kesehatan Masyarakat 53 orang yang tersebar 21 orang di Puskesmas, 20 orang di Dinas Kesehatan Kota Baubau, 11 orang di RSUD dan 1 orang di klinik swasta. Rasio terhadap 100.000 penduduk adalah 3,87 orang.
f.         Tenaga Bidan

Jumlah tenaga bidan di Kota Baubau tahun 2010 adalah 119 orang terdiri dari D IV Bidan sebanyak 4 orang, D III Bidan 65 orang, dan Bidan D I 50 orang.
 Rasio terhadap 100.000 penduduk adalah 86,87 orang.
g.        Tenaga Perawat

Tahun 2010 jumlah tenaga perawat di Kota Baubau adalah 278 orang yang tersebar di Puskesmas 128 orang, di Dinas Kesehatan 3 orang dan 111 orang di RSUD. RS Bhayangkara 4 orang, Klinik Swasta 32 orang.   
h.      Tenaga sanitasi
Jumlah tenaga sanitasi di Kota Baubau tahun 2010 sebanyak 31 orang, dengan tingkat pendidikan sebagai berikut: D III Sanitasi sebanyak 28. Dan D I Sanitasi sebanyak 3 orang yang  terdapat di Puskesmas 2 orang dan di RSUD 1 orang.


i.          Tenaga Gizi
Jumlah Tenaga Gizi di Kota Baubau tahun 2010 sebanyak 51 orang dengan tingkat pendidikan sebagai berikut: D III Gizi sebanyak 34 orang, DI Gizi sebanyak 17 orang yang tersebar di Puskesmas 14 orang dan 3 orang di Dinas Kesehatan.
j.         Tenaga Teknisi Medis
Tenaga teknisi medis di Kota Baubau tahun 2010 adalah sebanyak 29 orang dengan tingkat pendidikan sebagai berikut: Analis laboratorium sebanyak 14. Penata Anestesi sebanyak 6 orang. Fisioterapi sebanyak 9 orang yang hanya terdapat di RSUD.
  Rasio terhadap 100.000 penduduk adalah 21,17 orang.
c.         Selain sarana dan prasarana yang ada pemerintah Kota Baubau juga memberikan jaminan kesehatan dalam bentuk Jamkesmas, Jampersal, BOK (Biaya Operasional Kesehatan), Askeskin dan lain-lain yang tujuannya agar semua lapisan masyarakat yang ada di Kota Baubau dapat menerima pelayanan kesehatan yang bermutu.
d.      Akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan rujukan di rumah sakit mengingat, mengingat salah satu faktor pendorongnya adalah adanya jaminan kesehatan bagi masyarakat miskin.
Kelemahan :
a.         Kelemahan dari stratgi di atas adalah masyarakat masih menganggap akses yang di berikan oleh pemerintah masih jauh  dari yang di harapkan. Hal ini di karenakan bertambahnya fasilitas tidak di sertai dengan pertambahan tenaga kesehatan.
b.        Masih banyaknya masyarakat yang tidak mendapat jaminan kesehatan. Yang di sebabkan karena masalah pendataan yang tidak merata dimana lebih mementingkan keluarga si pendata itu sendiri, ( sistem kekeluargaan dalam pendataan tidak memandang dia tergolong mampu atau tidak ).
c.         Kelemahan yang ada adalah sistem rujukan belum berjalan dengan baik sehingga pelayanan kesehatan tidak efisien. Selain itu kualitas tenaga kesehatan yang masih rendah.
Peluang :
a.         Adapun peluang dari strategi ini adalah keinginan masyarakat dengan adanya akses pelayanan kesehatan sangat mendukung untuk pengadaan fasilitas. Dalam arti, Masyarakat mendukung dan menyambut positif dengan  pengadaan fasilitas  ini.
b.        Banyaknya pendidikan kesehatan di Kota Baubau merupakan peluang yang baik untuk pemerintah mulai berbenah dan mulai mempersiapkan bibit-bibit unggul dan individu-individu yang memang paham mengenai kesehatan itu sendiri.
c.         Dari segi dana, baik pusat maupun daerah, memberikan penganggaran yang memadai. Dimana anggaran ini di utamakan untuk pencegahan dan promosi kesehatan.

Ancaman :
a.         Adapun ancaman dari strtegi ini adalah ketika akses pelayanan di berikan oleh pemerintah, namun tenaga kesehatan juga kurang atau bahkan tidak profesional maka hal ini akan sia-sia.
b.        Meskipun jaminan kesehatan telah di berikan kepada masyarakat miskin, tetapi masih banyak di temukan masyarakat yang bingung ( minimnya pengetahuan masyarakat akan penggunaan kartu jamkes yang mereka miliki).
c.         Untuk Kota Baubau sendiri, pelayanan bagi pengguna kartu Jaminan kesehatan kurang di perhatikan. Berbeda dengan pasien yang membayar tunai.


Matriks tows

STREGHT (kekuatan)
WEAKNES(kelemahan)

OPPORTUNITY (peluang)
Memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat denagn memanfaatkan sumber daya kesehatan yang ada. Terutama pada masyarakat miskin dengan cara memanfaatkan jaminan kesehatannya.
Meningkatkan kualitas tenaga kesehatan melalui pendidikan kesehatan yang ada di Kota Baubau.
THEART (ancaman)
Meningkatkan pelayan bagi para pengguna jaminan kesehatan , supaya minat masyarakat untuk berkunjung ke yankes makin meningkat.
Meyakinkan masyarakat terhadap akes pelayanan kesehatan sehingga masyarakat tidak mengalami kesulitan dalam pengurusan rujukan.


3.Meningkatkan sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan:
a.         Dilakukan dengan meningkatkan peran aktif masyarakat dalam pelaporan masalah kesehatan
b.        Dalam keadaan darurat kesehatan, depkes melakukan pengerahan anggaran dan tenaga pelaksana dalam investigasi dan respons cepat.
c.         Early warning system  dan penunjang kedaruratan kesehatan ditingkatkan.
d.        Pemantapan sik.
Sasaran utamanya adalah:
a)    Setiap kejadian penyakit terlaporkan secara cepat  kepada kepala desa/lurah untuk kemudian diteruskan ke instansi kes terdekat
b)   Setiap klb dan wabah penyakit tertanggulangi secara cepat dan tepat shg tdk menimbulkan dampak kesmas
c)    Semua  sediaan farmasi, makanan dan perbekalan kesehatan memenuhi syarat
d)   Terkendalinya pencemaran lingkungan sesuai dengan standar kesehatan
e)    Berfungsinya sistem informasi kes yg evidence based di seluruh indonesia,

Analisis swot berdasarkan strategi di atas adalah:
Kekuatan :  
a.         Pada strategi ini yang menjadi kekuatannya adalah petugas survailance yang cepat tanggap, dan sewaktu-waktu ketika informasi dari puskesmas kurang, maka petugas survailance ini akan muncul secara tiba-tiba (di puskesmas) untuk melihat sejauh mana perkembangan kesehatan di wilayah kerja puskesmas itu sendiri.
b.        setiap bulannya tim khusus yang di tugaskan akan memantau kegiatan yang di lakukan oleh petugas puskaesmas (mini loka karya). Selain memanntau kgiatan petugas puskesmas, tim ini juga memberikan atau mensosialisasikan apabila ada informasi atau kebijakan baru yang di keluakan dari pemerintah daerah maupun pusat.
c.         adanya pukesmas keliling yang senantiasa memberikan informasi kepada masyarakat apabila terdapat informasi-informasi baru berhubungan dengan kesehatan dan juga pemerintah memasang berbagai informasi kesehatan di tempat-tempat seperti baleho dan poster.
d.        Perkembangan teknologi yang berdampak pada peningkatan SIK.
Kelemahan :
a.         penyampaian informasi yang di berikan oleh para petugas kesehatan kepada petugas puskesmas, tidak langsung di sampaikan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat merasa ketinggalan akan informasi yang di anggap penting dalam menjaga atau memelihara kesehatannya.
b.        Dana untuk pengembangan sistem informasi kesehatan di Kota Baubau masih terbatas, akibatnya informasi tidak sampai ke masyarakat.
c.         Keterbatasan masyarakat dalam mengakses informasi yang ada.
d.        Pengolahan data kesehatan belum optimal. Hal ini di sebabkan kemuanpuan tenaga kesehatan yang belum memadai.

Peluang :
b.        Berbicara informasi, seiring dengan perkembangan teknologi maka penyampaian informasi mengenai kesehatan akan sangat mudah, dengan akses internet yang cepat dan adanya salah satu stasiun TV di Kota Baubau yang bisa di jadikan sebagai sarana untuk penyampaian informasi kesehatan di harapkan mampu di fungsikan dengan baik.
c.         Meningkatkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat yang secara tanggap dalam menyelesaikan masalah-masalah kesehatan dengan cara masyarakat harus secara cepat memberikan informasi kepada pemerintah apabila terdapat maslah-masalah baru yang berhubungan dengan kesehatan. Agar pemerintah segera menyelesaikan masalah tersebut.
d.        Memanfaatkan sumber daya yang ada untuk proses pengumpulan data dan penyampaioan informasi.

Ancaman :
a.         Kebijakan otonomi daerah  artinya semua kebijakan di atur oleh daerah itu sendiri termaksut masalah kesehatan. Sehingga akan menambah beban pemerintah daerah untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang ada di Kota Baubau.
b.        Apabila dana tidak cukup maka pemerintah akan melakukan pinjaman dari pihak lain.

Matriks tows

STREGHT (kekuatan)
WEAKNES(kelemahan)
OPPORTUNITY (peluang)
Dengan tenaga-tenaga kesehatan yang telah di tunjuk khusus oleh atasannya, mereka harus berusaha untuk menyampaikan informasi kesehatan kepada masyarakat dengan memanfaatkan peluang yang ada baik media massa maupun media cetak.
Dengan keterbatasan-keterbatasan yang di miliki oleh pemerintah, maka di harapkan bagi masyarakat yang telah mendapatkan informasi untuk di sampaikan kepada masyarakat yang lain. Agar informasi tersebut dapat di ketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.
THEART (ancaman)
Dengan tenaga-tenaga kesehatan yang telah di percayakan oleh pemerintah, di harapkan mampu mengatasi ancaman atau tantangan yang menjadi hambatan dalam pengambilan data ataupun penyampaian informasinya.
Dana yang tersedia harus di manfaatkan dengan baik, agar
Pemerintah tidak mengharapkan pinjaman dari luar.

4.Meningkatkan pembiayaan kesehatan:
a.         Depkes harus melakukan advokasi dn sosialisasi
b.        Mengupayakan secara bertahap 15% dari anggaran belanja pemerintah
c.         Pengembangan jaminan kesehatan sosial yang dimulai dgn askeskin
d.        Mengupayakan fasilitas kesehatan pemerintah dpt mengelola pendapatan dari pelayanan.
Sasaran utamanya adalah:
a.         Pembangunan kes memperoleh prioritas penganggaran pemerintah pusat dan daerah
b.        Anggaran kesehatan pemerintah diutamakan untuk upaya pencegahan dan promosi kesehatan
c.         Terciptanya sistem jaminan pembiayaan kesehatan terutama bagi rakyat miskin.

Analisis swot berdasarkan strategi di atas adalah:
Kekuatan :
a.         Tahun 2009 total anggaran yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Baubau Rp.13.455.815.738,- yang terdiri atas APBD Rp.5.328.675.738, Dana Alokasi Khusus 7.238.300.000,-. Dan tahun 2010 total anggaran yang dikelola oleh Dinas Kesehatan Kota Baubau Rp. 5.583.817.472,- yang terdiri atas APBD Rp. 2.123.225.4a72,- Dana Alokasi Khusus Rp.2.628.400.000,- dana JamKesMas adalah sebesar Rp. 776.620.000,- dan dana APBD PROVINSI (Bahteramas) Rp. 55.572.000,-
b.        UU No.36 taqhun 2009 tentang kesehatan mengatur besaran anggaran kesehatan pusat adalah 5 % dari APBN propinsi kabupaten/Kota  10% di Luar gaji, dengan peruntukannya 2/3untuk pelayanan publik .
c.         Pengadaan jampersal bagi warga yang kurang mampu melakukan persalinan di rumah sakit.

Kelemahan :
a.         Kelemahan dari strtegi ini adalah dana yang ada lebih banyak di gunakan untuk upaya kuratif.
b.        Pengelolaan dana yang telah di kucurkan belum sempurna, ini dapat di lihat, pada  penyebaran bantuan (dalam bentuk jaminan kesehatan yang tidak merata di salurkan kepada masyarakat miskin)
c.         Kurangnya iman para pemimpin dalam mengelolah dana yang ada.
d.        Anggaran kesehatan indonesia relatif kecil  yakni hanya 1,7% dari total belanja pemerintah baik melalui APBN, maupun APBD.                                                  
Peluang :
Memilih orang orang yang bisa di percaya untuk mengelolah dana agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan
Ancaman :
Dana yang di gunakan untuk masyarakat, di manfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Matriks tows

STREGHT (kekuatan)
WEAKNES(kelemahan)

OPPORTUNITY (peluang)
Pemerintah harus menggunakan dana sesuai dengan kebutuhasn dan peluang yang ada
Dengan dana yang tidak cukup, pemerintah harus berupaya unutk memanfaatkan  sumberdaya yang lain untuk menutupi kekurangannya.
THEART (ancaman)
Dana yang ada harus benar-benar di pergunakan untuk masyarakat dan tidak memberikannya kepada orang-orang yang tidak bertamnggung jawab.
Kurangnya dana tidak berpengaruh terhadap pelayanan kepada masyarakat.

3.2.  Pengertian kebijakan kesehatan Kota Baubau

Kebijakan adalah aturan tertulis yang merupakan keputusan formal organisasi, yang bersifat mengikat, yang mengatur perilaku dengan tujuan untuk menciptakan tatanilai baru dalam masyarakat. Kebijakan pada umumnya bersifat problem solving dan proaktif. Berbeda dngan Hukum (Law) dan Peraturan (Regulation), kebijakan lebih bersifat adaptif dan intepratatif, meskipun kebijakan juga mengatur apa yang boleh, dan apa yang tidak boleh´.



 Dengan landasan hukumnya antara lain:
a.         UU  No 23/1992 tentang Kesehatan
b.        KEPRES No 7/2005 tentang RPJMN
c.         KEP MENKES No. 131 Thn 2003 tentang SKN
d.        SK MENKES No.2 Thn 2003 tantang Indonesia Sehat 2010
e.         KEP MENKES No. 932 Thn 2002 tentang Juklak Pengambangan

Maka pemerintah daerah kota Bau-Bau mengeluarkan kebijakan berupa:
a.         Memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal
b.        Meningkatkan kualitas SDM kesehatan
c.         Meningkatkan promosi lingkungan sehat
d.        Menurunkan angka kematian ibu dan anak
e.         Memasyarakatkan makanan dengan gizi yang seimbang
f.         Meningkatkan pembinaan dan Pengawasan NAPZA




BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas maka dapat di simpulkan bahwa:
Pemerintah Kota Baubau berusaha dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia untuk memberikan pelayanan-pelayanan terbaik kepada masyarakatnya. Dengan membuat stratgi dan mengeluarkan kebijakan,  dimana semua itu di laksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Kota Baubau. Adapun yang menjadi kelemahan dan  ancaman sebisa mungkin pemerintah meminimalisir dengan cara memanfaatkan kekuatan dan peluang yang ada.
4.2.Saran
Kesehatan merupakan modal yang sangat berharga dalam pelaksanaan pembangunan nasional. Perbaikan mutu kesehatan masyarakat berdampak pada meningkatnya kualitas hidup masyarakat dan juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Kualitas sumber daya manusia yang baik, dapat menjadi modal untuk membangun bangsa ke arah yang lebi maju. Oleh karena itu, seyogianya  pemerintah turun langsung ke lapangan untuk meninjau sejauh mana keberhasilan strategi dan kebijakan yang telah di keluarkan.





DAFTAR PUSTAKA

Narasi profil Dinas Kesehatan kota Baubau 2010
H. Abubakar Badjuri dan Tcguh Yuwono (2002), “Kebijakan Publik, Konsep dan Stratcgi”, JIP FISIP Univcrsitas Diponcgoro, Semarang